BAB I
( PENDAHULUAN )
1.1.
Pengertian
Obat Tradisional
Obat tradisional
adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan
resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik
bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa
kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini
digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga
maupun ketersediaannya.
Obat
tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian
tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Beberapa
perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut.
Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang,
batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual
dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan
tablet.
1.2.
Sejarah
Obat Tradisional
Perkembangan pengobatan dengan
memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat telah dicapai seiring dengan perkembangan
kedokteran barat yang telah diakui dunia internasional. Penggunaan tanaman obat
sebagai obat dikatakan sama tuanya dengan umur manusia itu sendiri. Sejak jaman
dahulu makanan dan obat-obatan tidak dapat dipisahkan dan banyak
tumbuh-tumbuhan dimakan karena khasiatnya yang menyehatkan.
Pada jaman mesir kuno, dimana
para budak diberi ransum bawang setiap hari untuk membantu menghilangkan banyak
penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu. Sejak itu
Catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah
dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuni. Dimana saat itu para pendeta Mesir
kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan tradisional. Dari abad
1500 SM telah dicatat membuat berbagai tanaman obat, termasuk jintan dan kayu
manis.
Orang-orang Yunani dan Romawi kuno
juga telah melakukan pengobatan tradisional. Disaat mereka mengadakan
perjalanan ke berbagai daratan yang baru para dokter mereka menemukan berbagai
tanaman obat baru seperti rosemary dan lavender. Hal itupun langsung
diperkenalkan pada berbagai daerah baru. Berbagai kebudayaan yang lain yang
memiliki sejarah penggunaan pengobatan dengan menggunakan tanaman obat atau
herbal adalah orang Cina dan India.
Di Inggris, penggunaan tanaman obat
di kembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri, dan
memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta
maupun para penduduk setempat. Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan
Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik memiliki tradisi lain
tentang herbalisme, dimana obat-obat dicampur adukkan dengan agama dan
ritual. Semakin berkembangnya pengetahuan herbal dan seiring dengan
terciptanya mesin cetak pada abad ke 15 telah ada pendistribusian yang pertama
tentang penulisan ” tanaman-tanaman Obat”.
Sekitar tahun 1630, John Parkinson
dari London menulis tanaman obat dari berbagai tanaman yang sangat berguna.
Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu ”
The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun
1649.
Pada tahun 1812, Henry Potter telah
memulai bisinsnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah.
Disaat itulah banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang
tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan
Amerika. Sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya ” Potter’s
Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians “, yang sampai saat inipun
masih diterbitkan.
Tahun 1864 National Association of
Medical Herbalists didirikan, untuk mengorganisir pelatihan para praktisi
pengobatan tradisiomal serta mempertahankan standart-standar praktek
pengobatan. Hingga awal abad ini banyak institute telah berdiri untuk
mempelajari pengobatan tradisional. Berkembangnya penampilan obat-obatan
tradisional yang lebih alami telah menyebabkan tumbuhnya dukungan dan
popularitasnya.
Obat-obatan tradisional dapat
dipandang sebagai pendahuluan farmakologi modern, tetapi sekarang obat-obatan
herbal tradisional ini terus sebagai metode yang efektif dan lebih alami untuk
menyembuhkan dan mencegah penyakit.
Secara global, obat-obatan tradisional lebih umum
dipraktekkan daripada obat-obatan konvensional.
Di berbagai daerah pedesaan pengobatan tradisional terus
tumbuh subur dalam berbagai cerita rakyat, tradisi, dan praktek local. Kemajuan
yang sangat pesat sampai saat ini dimana banyak sekali para herbalis
mengandalkan pengetahuan mereka tentang obat-obatan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan untuk merawat dan mengobati penyakit.
1.3.
Sejarah Obat Tradisional Di
Indonesia
Sejarah tanaman obat atau herbal di
Indonesia berdasarkan fakta sejarah adalah obat asli Indonesia. Catatan sejarah
menunjukkan bahwa di wilayah nusantara dari abad ke 5 sampai dengan abad ke 19,
tanaman obat merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita
untuk pengobatan penyakit dan pemeliharan kesehatan.
Kerajaan di wilayah nusantara
seperti Sriwijaya, Majapahit dan Mataram mencapai beberapa puncak kejayaan dan
menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia, adalah produk masyarakat
tradisional yang mengandalkan pemeliharaan kesehatannya dari tanaman obat.
Banyak jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun
ramuan terbukti sebagai bahan pemelihara kesehatan. Pengetahuan tanaman obat
yang ada di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan secara
turun-temurun, dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar
Nusantara, khususnya dari China dan India. Tetapi dengan masuknya pengobatan
modern di Indonesia, dengan didirikannya sekolah dokter jawa di Jakarta pada
tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat sebagai
obat telah ditinggalkan. Dan telah menggantungkan diri pada obat kimia modern,
penggunaan tanaman obat dianggap kuno, berbahaya dan terbelakang.
Sebagai akibatnya masyarakat pada
umumnya tidak mengenal tanaman obat dan penggunaannya sebagai obat. Namun masih
ada sebenarnya upaya yang melestarikan dan memanfaatkan tanaman obat dalam
dokumentasinya seperti K. Heyne, menulis buku ” Tanaman Berguna Indonesia “,.
Dr. Seno Sastroamidjojo, dengan bukunya ” Obat Asli Indonesia “. Dan beberapa
upaya mengembangkan pengetahuan tanaman obat Indonesia dan aplikasinya dalam
pengobatan.
Saat ini obat herbal digunakan di
klinik pengobatan Tradisional RS.Dr.,Sutomo Surabaya dan beberapa rumah sakit
besar di Jakarta juga sudah menyediakan obat herbal.
Beberapa dekade terakhir ini terdapat kecenderungan secara
global untuk kembali ke alam. Kecenderungan untuk kembali ke alam atau ” back
to nature “, dalam bidang pengobatan pada herbal ini sangat kuat di
Negara-negara maju dan berpengaruh besar di Negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan pelatihan herbalpun kini telah banyak
diminati masyarakat. Pentingnya Kepedulian kita akan tanaman obat atau
herbal yang telah sejak jaman dulu kala perlu di lestarikan dan di terapkan
seperti negara-negara lain yang telah menggunakan herbal sebagai obat
leluhur.
BAB II
(TUJUAN PENULISAN )
2.1 Tujuan Penulisan
2.1 Tujuan umum: untuk
mengetahui khasiat dan manfaat dari Teki
2.2. Tujuan khusus:
·
Mengetahui kandungan yang ada di dalam
Teki
·
Mengetahui manfaat yang dapat diperoleh
dari Teki
·
Memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Obat dan Obat Tradisional
BAB
III
(
TINJAUAN PUSTAKA )
3.1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Cyperaceae
Genus :
Cyperus
Species : Cyperus rotundus
3.2. Nama Latin , Nama Indonesia, Nama Daerah
Nama Latin : Cyperus rotundus
Nama Indonesia : Rumput Teki
Nama Daerah :
Teki,Tekan,Mota ( Jawa ).Rukut Teki Wuta ( Maluku ). Karahawai ( Nusa Tenggara ).Rukut Teki
Wuta,Bulili Mangagasa butai ( Sulawesi )
Nama Asing :
Xiang Lu ( China )
3.3.
Morfologi Tanaman
Tanaman rumput teki ini juga
termasuk tanaman yang dapat digunakan sebagai pengobatan herbal.
Termasuk tanaman terna, menahun, dengan tinggi antara 10 – 80 cm. Tanaman
ini dipulau Jawa tumbuh liar ditempat terbuka atau juga bisa tumbuh ditempat
yang sedikit terlindung dari sinar matahari. Dilahan pertanian jenis tanaman
rumput teki ini merupakan gulma yang sukar diberantas.
Ciri-ciri tanaman herbal rumput teki :
·
Batang : ada yang tumpul berbentuk
segitiga dan tajam.
·
Daun : berisi 4 – 5 helai berjejal pada
pangkal batang dengan pelepah daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk
garis, bagian atas berwarna hijau mengkilat, panjang daun 10 – 60 cm, lebar
daun 2 – 6 mm, anak bulir berkumpul menjadi bulir pendek dan tipis, keseluruhan
terkumpul lagi menjadi memanjang. Daun pembalut 3 – 4. Tepi daun kasar dan
tidak rata. Jari-jari payung 6 – 9, yang terpanjang 3 – 10 cm. Yang terbesar
bercabang sekali lagi. Pangkal tertutup oleh daun pelindung yang berbentuk
tabung. Anak bulir terkumpul lagi dalam bulir, duduk, berbentuk garis, sangat
gepeng, berwarna coklat panjang 1 – 3 cm dengan lebar lebh kurang 2 mm.
·
Bunga : Berisi 10 – 40. Sekam dengan
punggung hijau dan sisi coklat, panjang lebih kurang 3 mm. Benang sari 3,
kepala sari berwarna kuning cerah, tangkai putik bercabang 3.
·
Buah : Buah memanjang sampai bulat telur
sungsang, persegi tiga berwarna coklat dengan panjang lebih kurang 5 mm.
3.4.
Kandungan Kimia
Rumput Teki Mengandung 0,45 – 1% minyak atsiri, bobot jenis
0,9829-0,9907, indeks bias 1,5127, memutar bidang polarisasi ke kanan +11,7
hingga +16,1, nilai penyabunan setelah asetilasi 16,5 sampai 98%. Di perdagangan
dikenal dengan nama Cyperiol oil atau Oil of cyperiol atau Oil
of Cyperus. Minyak atsiri yang berasal dari Cina mengandung cyperene,
pascholenone, sedangkan yang berasal dari Jepang mengandung cyperol,
cyperene (cyperene I dan cyperene II), a-cyperone,
cyperotundone dan cyperulone, disamping itu ditemukan pula
alkaloid dan flavonoid, triterpen.4 a-Cyperon merupakan
senyawa seskuiterpen keton, dan kadarnya dalam minyak atsiri sekitar 35-54%.
Minyak atsiri yang dikandung dalam umbi ini dilaporkan memiliki potensi
sebagai antibiotik terhadap kuman Staphyllococcus aureus.Kandungan
yang lain berupa karbohidrat, seperti d-glukosa (41,7%), d-fruktosa (9,3%) dan
gula tak mereduksi (4%).
Bagian dari rumput teki yang bisa digunakan sebagai obat adalah umbinya yang mengandung:
·
Alkaloid.
·
Flavonoid.
·
Sineol.
·
Pinen.
·
Siperon.
·
Rotunal.
·
Siperenon.
·
Siperol.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis rumput teki adalah rasa
pedas, sedikit pahit dan manis.
3.5.
Penggunaan
Beberapa
Negara Menggunakan Rumput Teki Sebagai Obat.
Dalam pengobatan Ayurdeva di India, selain mengatasi haid yang tidak teratur, teki juga banyak dipakai untuk mengatasi demam dan gangguan saluran pencernaan.
Oleh masyarakat Indian, umbi segar teki diguinakan sebagai pilis perangsang ASI, sementara di Vietnam dipakai untuk menghentikan pendarahan rahim.
Umbi yang diramu dengan daun pegagan dan umbi alang-alang digunakan untuk melancarkan buang air kecil.
Tepung umbi teki sering digunakan oleh masyarakat Tripoli sebagai bedak dingin dengan aroma yang khas berbau menthol. Dengan bau yang khas tersebut, ternyata juga berefek sebagai pengusir serangga dan nyamuk hingga sering dipakai sebagai bedak anti nyamuk.
Dalam pengobatan Ayurdeva di India, selain mengatasi haid yang tidak teratur, teki juga banyak dipakai untuk mengatasi demam dan gangguan saluran pencernaan.
Oleh masyarakat Indian, umbi segar teki diguinakan sebagai pilis perangsang ASI, sementara di Vietnam dipakai untuk menghentikan pendarahan rahim.
Umbi yang diramu dengan daun pegagan dan umbi alang-alang digunakan untuk melancarkan buang air kecil.
Tepung umbi teki sering digunakan oleh masyarakat Tripoli sebagai bedak dingin dengan aroma yang khas berbau menthol. Dengan bau yang khas tersebut, ternyata juga berefek sebagai pengusir serangga dan nyamuk hingga sering dipakai sebagai bedak anti nyamuk.
Dalam ramuan tradisional Indonesia, teki digunakan dalam bentuk campuran yaitu dengan rebusan umbi teki bersama dengan rimpang jahe.
Air rebusan itu diminum untuk mengatasi nyeri haid, mengatasi kejang perut dan pelancar air seni.
BAB IV
( P E M B A H A S A N )
Rumput semu menahun, tapi bukan termasuk keluarga
rumput-rumputan (Graminae) dapat mencapai tinggi 10 cm; Rimpang (rhizome)
berumbi, batang bentuk segitiga. Daun 4-10 berjejal pada pangkal batang, dengan
pelepah daun yang tertutup di bawah tanah, berwarna coklat kemerahan, helaian
daun berbentuk garis dengan permukaan atas berwarna hijau tua mengkilat, ujung
daun meruncing, lebar helaian 2-6 mm, panjang 10-60 kali lebar. Bunga berbentuk
bulir majemuk, anak bulir terkumpul menjadi bulir yang pendek dan tipis, berkelamin
dua. Daun pembalut 3-4, tepi kasar, tidak merata. Sekam de ngan punggung hijau dan sisi coklat,
panjang kurang lebih 3 mm. Benang sari 3, kepala sari kuning cerah. Tangkai
putik bercabang 3. Buah memanjang sampai bulat telur terbalik, bersegi tiga
coklat, panjang 1,5 mm.
Tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut; banyak tumbuh liar di Afrika Selatan, Korea, Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya. Tumbuh di lahan pertanian yang tidak terlalu kering (tanahnya tidak berbencah-bencah), di ladang, kebun. Umbi sebesar kelingking bulat atau lonjong, berkerut dan berlekuk, agak berduri rasanya, bila diraba. Bagian luar umbi berwarna coklat dan bagian dalam berwarna putih, berbau seperti rempah-rempah, berasa agak pahit.
Walaupun tanaman ini seakan tidak
berguna, ternyata dalam rumput teki ini juga mengandung bahan berkhasiat yang
dapat digunakan sebagai bahan obat herbal. Adapun zat berkhasiat dalam
rumput teki tersebut adalah : Minyak Atsiri, Alkaloida, Glikosida,
Flavonoida.
1. Dalam penggunaan sebagai obat
herbal, kebanyakan yang dipergunakan adalah bagian umbinya.
2.
Dalam
keadaan masih segar, umbi rumput teki dimemarkan atau ditumbuk kemudian di
bubuhkan pada minuman. Dapat untuk mengobati sakit busung lapar dan kencing
batu.
3.
Pengatur
haid dan untuk keputihan : Rebus
rimpang rumput teki, dan saring kemudian minum air rebusannya.
4.
Juga
bisa sebagai obat penenang
karena kandungan zat dalam rumput teki ini bersifat penenang.
5.
Juga
bisa digunakan untuk mempercepat pembekuan darah pada luka baru.
Beberapa contoh resep rumput teki
sebagai obat.
1.
Kulit
Biru Terbentur.
Caranya:
Rumput teki segar dicuci bersih kemudian digiling, selanjutnya ditempelkan pada bagian yang sakit.
Caranya:
Rumput teki segar dicuci bersih kemudian digiling, selanjutnya ditempelkan pada bagian yang sakit.
2.
Radang
Kuku.
Caranya:
Umbi rumput teki dan biji kenari ditumbuk hingga halus, kemudian bungkus dengan daun.
Panaskan, lalu tempelkan di kuku yang sakit, atau langsung dibalutkan.
Caranya:
Umbi rumput teki dan biji kenari ditumbuk hingga halus, kemudian bungkus dengan daun.
Panaskan, lalu tempelkan di kuku yang sakit, atau langsung dibalutkan.
3.
Nyeri Lambung.
Caranya:
Bahan: 30 gram umbi teki dan 15 gram lengkuas.
Caranya:
Bahan tersebut dikeringkan lalu digiling hingga menjadi bubuk.
Ambil 3 gram, seduh dengan air panas secukupnya lalu diminum selagi hangat.
Lakukan hal ini 2 kali sehari.
Caranya:
Bahan: 30 gram umbi teki dan 15 gram lengkuas.
Caranya:
Bahan tersebut dikeringkan lalu digiling hingga menjadi bubuk.
Ambil 3 gram, seduh dengan air panas secukupnya lalu diminum selagi hangat.
Lakukan hal ini 2 kali sehari.
4.
Busung
atau Bengkak.
Bahan: 10 gram rumput teki.
Caranya:
Bahan dicuci bersih dan digiling halus kemudian seduh dengan 150 cc air panas, saring, tambahkan madu lalu diminum airnya.
Lakukan 2 kali sehari.
Bahan: 10 gram rumput teki.
Caranya:
Bahan dicuci bersih dan digiling halus kemudian seduh dengan 150 cc air panas, saring, tambahkan madu lalu diminum airnya.
Lakukan 2 kali sehari.
5.
Haid
Tidak Teratur.
Bahan: 10 gram rumput teki.
Caranya:
Rebus bahan dengan 400 cc air hingga tersisi 200 cc, saring dan minum airnya
Bahan: 10 gram rumput teki.
Caranya:
Rebus bahan dengan 400 cc air hingga tersisi 200 cc, saring dan minum airnya
6.
Keputihan.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 15 gram kulit delima kering.
Caranya:
Semua bahan direbus dengan 500 cc air hingga tersisi 200 cc, lalu saring dan airnya diminum.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 15 gram kulit delima kering.
Caranya:
Semua bahan direbus dengan 500 cc air hingga tersisi 200 cc, lalu saring dan airnya diminum.
7.
Memperlancar
Buang Air.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 60 gram akar alang-alang.
Caranya:
Semua bahan direbus dengan 600 cc air hingga tersisi 300 cc, kemudian saring dan airnya diminum.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 60 gram akar alang-alang.
Caranya:
Semua bahan direbus dengan 600 cc air hingga tersisi 300 cc, kemudian saring dan airnya diminum.
8.
Kencing
Batu.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 4 lembar daun alpukat, 30 gram keji beling dan gula aren secukupnya.
Caranya:
Rebus semua bahan dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc.
Saring dan minum airnya 2 kali sehari dengan setiap minum 150 cc
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 4 lembar daun alpukat, 30 gram keji beling dan gula aren secukupnya.
Caranya:
Rebus semua bahan dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc.
Saring dan minum airnya 2 kali sehari dengan setiap minum 150 cc
9.
Sakit
Gigi.
Bahan: 6 gram umbi rumput teki.
Caranya:
Haluskan bahan, lalu seduh dengan 200 cc air panas, tambahkan madu, kemudian minum airnya.
Bahan: 6 gram umbi rumput teki.
Caranya:
Haluskan bahan, lalu seduh dengan 200 cc air panas, tambahkan madu, kemudian minum airnya.
BAB
V
(
KESIMPULAN DAN SARAN )
5.1 Kesimpulan
Menurut
penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan,
dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat,
baik harga maupun ketersediaannya.
Obat tradisional pada saat ini banyak
digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek
samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh..
Salah satunya adalah Rumput Teki selain
dapat digunakan Sebagai obat hebal rumput
teki juga dapat di jadikan Sebagai Parfum dan makanan.
5.2 Saran
Dalam penggunaan yang benar, obat tradisional dapat bermanfaat
bagi tubuh kita, memiliki efek samping yang kecil juga dapat menghemat isi
kantong.
Oleh karena itu saya mengajak kita semua
janganlah tergantung sama obat-obatan sintesis karena memili efek samping yang
sangat besar bagi kita, tapi kita dapat memanfaatkan tanaman-tanaman yang ada
di sekitar kita unutk mengobati beberapa penyakit. Marilah kita manfaat alam
dan jaga alam untuk kita.
DAFTAR PUSTAKA
http//Kambing.ui.ac.ia/bebas/v2/artikel/tentang_tanaman_obat/depkes/buku1/1-099.pdf
http.//www.scrib.com/doc/4626930/makalah-tek-v2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar