Rabu, 01 Februari 2012

Makalah Obat Tradisional Rumput Teki( Cyperus Rotundus )


BAB I
( PENDAHULUAN )
1.1.            Pengertian Obat Tradisional

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya.
Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.



1.2.            Sejarah Obat  Tradisional

Perkembangan pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat telah dicapai seiring dengan perkembangan kedokteran barat yang telah diakui dunia internasional. Penggunaan tanaman obat sebagai obat dikatakan sama tuanya dengan umur manusia itu sendiri. Sejak jaman dahulu makanan dan obat-obatan tidak dapat dipisahkan dan banyak tumbuh-tumbuhan dimakan karena khasiatnya yang menyehatkan.
Pada jaman mesir kuno,  dimana para budak diberi ransum bawang setiap hari untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu.  Sejak itu Catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuni. Dimana saat itu para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan  mempraktekkan pengobatan tradisional. Dari abad 1500 SM telah dicatat membuat berbagai tanaman obat, termasuk jintan dan kayu manis.
Orang-orang Yunani dan Romawi kuno juga telah melakukan pengobatan tradisional. Disaat mereka mengadakan perjalanan ke berbagai daratan yang baru para dokter mereka menemukan berbagai tanaman obat baru seperti rosemary dan lavender. Hal itupun langsung diperkenalkan pada berbagai daerah baru. Berbagai kebudayaan yang lain yang memiliki sejarah penggunaan pengobatan dengan menggunakan tanaman obat atau herbal adalah orang Cina dan India.
Di Inggris, penggunaan tanaman obat di kembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri, dan memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat. Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik memiliki tradisi lain tentang herbalisme, dimana obat-obat dicampur adukkan dengan agama dan ritual.  Semakin berkembangnya pengetahuan herbal dan seiring dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15 telah ada pendistribusian yang pertama tentang penulisan ” tanaman-tanaman Obat”.
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis tanaman obat dari berbagai tanaman yang sangat berguna. Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu ” The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649.
Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisinsnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah. Disaat itulah banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika. Sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya ” Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians “, yang sampai saat inipun masih diterbitkan.
Tahun 1864 National Association of Medical Herbalists didirikan, untuk mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan tradisiomal serta mempertahankan standart-standar praktek pengobatan. Hingga awal abad ini banyak institute telah berdiri untuk mempelajari pengobatan tradisional. Berkembangnya penampilan obat-obatan tradisional yang lebih alami telah menyebabkan tumbuhnya dukungan dan popularitasnya.
Obat-obatan tradisional dapat dipandang sebagai pendahuluan farmakologi modern, tetapi sekarang obat-obatan herbal tradisional ini terus sebagai metode yang efektif dan lebih alami untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit.
Secara global, obat-obatan tradisional lebih umum dipraktekkan daripada obat-obatan konvensional.
Di berbagai daerah pedesaan pengobatan tradisional terus tumbuh subur dalam berbagai cerita rakyat, tradisi, dan praktek local. Kemajuan yang sangat pesat sampai saat ini dimana banyak sekali para herbalis mengandalkan pengetahuan mereka tentang obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk merawat dan mengobati penyakit.






1.3.            Sejarah Obat Tradisional Di Indonesia

Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan fakta sejarah adalah obat asli Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah nusantara dari abad ke 5 sampai dengan abad ke 19, tanaman obat merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk pengobatan penyakit dan pemeliharan kesehatan.
Kerajaan di wilayah nusantara seperti Sriwijaya, Majapahit dan Mataram mencapai beberapa puncak kejayaan dan menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia, adalah produk masyarakat tradisional yang mengandalkan pemeliharaan kesehatannya dari tanaman obat.
Banyak jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun ramuan terbukti sebagai bahan pemelihara kesehatan. Pengetahuan tanaman obat yang ada di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan secara turun-temurun, dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar Nusantara, khususnya dari China dan India. Tetapi dengan masuknya pengobatan modern di Indonesia, dengan didirikannya sekolah dokter jawa di Jakarta pada tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat sebagai obat telah ditinggalkan. Dan telah menggantungkan diri pada obat kimia modern, penggunaan tanaman obat dianggap kuno, berbahaya dan terbelakang.
Sebagai akibatnya masyarakat pada umumnya tidak mengenal tanaman obat dan penggunaannya sebagai obat. Namun masih ada sebenarnya upaya yang melestarikan dan memanfaatkan tanaman obat dalam dokumentasinya seperti K. Heyne, menulis buku ” Tanaman Berguna Indonesia “,. Dr. Seno Sastroamidjojo, dengan bukunya ” Obat Asli Indonesia “. Dan beberapa upaya mengembangkan pengetahuan tanaman obat Indonesia dan aplikasinya dalam pengobatan.
Saat ini obat herbal digunakan di klinik pengobatan Tradisional RS.Dr.,Sutomo Surabaya dan beberapa rumah sakit besar di Jakarta juga sudah menyediakan obat herbal.
Beberapa dekade terakhir ini terdapat kecenderungan secara global untuk kembali ke alam. Kecenderungan untuk kembali ke alam atau ” back to nature “, dalam bidang pengobatan pada herbal ini sangat kuat di Negara-negara maju dan berpengaruh besar di Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan pelatihan herbalpun kini telah banyak diminati masyarakat. Pentingnya Kepedulian kita akan tanaman obat atau  herbal yang telah sejak jaman dulu kala perlu di lestarikan dan di terapkan seperti negara-negara lain yang  telah menggunakan herbal sebagai obat leluhur.


BAB II
(TUJUAN PENULISAN )
2.1  Tujuan Penulisan
2.1   Tujuan umum: untuk mengetahui khasiat dan manfaat dari Teki
2.2. Tujuan khusus:
·         Mengetahui kandungan yang ada di dalam Teki
·         Mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari  Teki
·         Memenuhi tugas Mata  Kuliah Ilmu Obat dan Obat Tradisional










BAB III
( TINJAUAN PUSTAKA )
3.1.  Klasifikasi Tanaman
Kingdom         :  Plantae

Divisio             : Magnoliophyta

Classis             : Liliopsida

Sub classis       : Commelinidae

Ordo                 : Cyperales

Familia             : Cyperaceae

Genus               : Cyperus

Species            : Cyperus rotundus


3.2.   Nama Latin , Nama Indonesia, Nama Daerah
   Nama Latin                  : Cyperus rotundus

   Nama Indonesia          : Rumput Teki

Nama Daerah               : Teki,Tekan,Mota ( Jawa ).Rukut Teki Wuta ( Maluku ).                 Karahawai ( Nusa Tenggara ).Rukut Teki Wuta,Bulili Mangagasa butai ( Sulawesi )
Nama Asing                   : Xiang Lu ( China )



3.3. Morfologi Tanaman
Tanaman rumput teki ini juga termasuk tanaman yang dapat digunakan sebagai pengobatan herbal. Termasuk tanaman terna, menahun, dengan tinggi antara 10 – 80 cm.  Tanaman ini dipulau Jawa tumbuh liar ditempat terbuka atau juga bisa tumbuh ditempat yang sedikit terlindung dari sinar matahari. Dilahan pertanian jenis tanaman rumput teki ini merupakan gulma yang sukar diberantas.
Ciri-ciri tanaman herbal rumput teki :
·               Batang : ada yang tumpul berbentuk segitiga dan tajam.
·               Daun : berisi 4 – 5 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk garis, bagian atas berwarna hijau mengkilat, panjang daun 10 – 60 cm, lebar daun 2 – 6 mm, anak bulir berkumpul menjadi bulir pendek dan tipis, keseluruhan terkumpul lagi menjadi memanjang. Daun pembalut 3 – 4. Tepi daun kasar dan tidak rata. Jari-jari payung 6 – 9, yang terpanjang 3 – 10 cm. Yang terbesar bercabang sekali lagi. Pangkal tertutup oleh daun pelindung yang berbentuk tabung. Anak bulir terkumpul lagi dalam bulir, duduk, berbentuk garis, sangat gepeng, berwarna coklat panjang 1 – 3 cm dengan lebar lebh kurang 2 mm.
·               Bunga : Berisi 10 – 40. Sekam dengan punggung hijau dan sisi coklat, panjang lebih kurang 3 mm. Benang sari 3, kepala sari berwarna kuning cerah, tangkai putik bercabang 3.
·               Buah : Buah memanjang sampai bulat telur sungsang, persegi tiga berwarna coklat dengan panjang lebih kurang 5 mm.

3.4. Kandungan Kimia
Rumput Teki Mengandung 0,45 – 1% minyak atsiri, bobot jenis 0,9829-0,9907, indeks bias 1,5127, memutar bidang polarisasi ke kanan +11,7 hingga +16,1, nilai penyabunan setelah asetilasi 16,5 sampai 98%. Di per­dagangan dikenal dengan nama Cyperiol oil atau Oil of cyperiol atau Oil of Cyperus. Minyak atsiri yang berasal dari Cina me­ngan­dung cyperene, pascholenone, sedangkan yang berasal dari Jepang mengan­dung cyperol, cyperene (cyperene I dan cyperene II), a-cyperone, cyperotundone dan cyperulone, disamping itu ditemukan pula alkaloid dan flavonoid, triterpen.4 a-Cyperon me­ru­pakan senyawa seskuiter­pen keton, dan kadarnya dalam minyak at­si­ri sekitar 35-54%. Minyak atsiri yang dikandung dalam umbi ini dila­por­kan me­mi­liki potensi sebagai antibiotik terhadap kuman Staphyllo­coccus aureus.Kandungan yang lain berupa karbohidrat, seperti d-glukosa (41,7%), d-fruktosa (9,3%) dan gula tak mereduksi (4%).










Bagian dari rumput teki yang bisa digunakan sebagai obat adalah umbinya yang mengandung:
·      Alkaloid.
·      Flavonoid.
·      Sineol.
·      Pinen.
·      Siperon.
·      Rotunal.
·      Siperenon.
·      Siperol.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis rumput teki adalah rasa pedas, sedikit pahit dan manis.

3.5. Penggunaan
Beberapa Negara Menggunakan Rumput Teki Sebagai Obat.
Dalam pengobatan Ayurdeva di India, selain mengatasi haid yang tidak teratur, teki juga banyak dipakai untuk mengatasi demam dan gangguan saluran pencernaan.
Oleh masyarakat Indian, umbi segar teki diguinakan sebagai pilis perangsang ASI, sementara di Vietnam dipakai untuk menghentikan pendarahan rahim.
Umbi yang diramu dengan daun pegagan dan umbi alang-alang digunakan untuk melancarkan buang air kecil.
Tepung umbi teki sering digunakan oleh masyarakat Tripoli sebagai bedak dingin dengan aroma yang khas berbau menthol. Dengan bau yang khas tersebut, ternyata juga berefek           sebagai pengusir serangga dan nyamuk hingga sering dipakai sebagai bedak anti nyamuk.


             Dalam ramuan tradisional Indonesia, teki digunakan dalam bentuk campuran yaitu dengan rebusan umbi teki bersama dengan rimpang jahe.
Air rebusan itu diminum untuk mengatasi nyeri haid, mengatasi kejang perut dan pelancar air seni.



BAB IV
( P E M B A H A S A N )
Rumput semu menahun, tapi bukan termasuk ke­lu­ar­­ga rumput-rumputan (Gra­mi­nae) dapat mencapai ting­gi 10 cm; Rimpang (rhizome) berumbi, batang bentuk segitiga. Daun 4-10 berjejal pada pangkal batang, dengan pelepah daun yang tertutup di bawah tanah, berwarna coklat kemerahan, helaian daun berbentuk garis dengan permukaan atas berwarna hijau tua mengkilat, ujung daun meruncing, lebar helaian 2-6 mm, panjang 10-60 kali lebar. Bunga berbentuk bulir majemuk, anak bulir terkumpul menjadi bulir yang pendek dan tipis, ber­kelamin dua. Daun pembalut 3-4, tepi kasar, tidak merata. Sekam de          ngan punggung hijau dan sisi coklat, panjang kurang lebih 3 mm. Benang sari 3, kepala sari kuning cerah. Tangkai putik bercabang 3. Buah memanjang sampai bulat telur terbalik, bersegi tiga coklat, panjang 1,5 mm.

         Tum­buh di dataran ren­­dah sampai dengan ke­tinggian 1000 m di atas permukaan laut; banyak tumbuh liar di Afrika Selatan, Ko­rea, Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia dan ka­was­an Asia Teng­gara pada umumnya. Tumbuh di lahan pertanian yang tidak terlalu ke­ring (tanahnya ti­dak berbencah-bencah), di la­dang, kebun. Umbi sebe­sar kelingking bulat atau lon­jong, berkerut dan ber­lekuk, agak berduri rasanya, bila diraba. Bagian luar um­bi berwarna coklat dan ba­gi­an dalam berwarna putih, ber­bau seperti rempah-rem­pah, berasa agak pahit.
Walaupun tanaman ini seakan tidak berguna, ternyata dalam rumput teki ini juga mengandung bahan berkhasiat yang dapat digunakan sebagai bahan obat herbal. Adapun zat berkhasiat dalam rumput teki  tersebut adalah : Minyak Atsiri, Alkaloida, Glikosida, Flavonoida.

1.      Dalam penggunaan sebagai obat herbal, kebanyakan yang dipergunakan adalah bagian umbinya.
2.      Dalam keadaan masih segar, umbi rumput teki dimemarkan atau ditumbuk kemudian di bubuhkan pada minuman. Dapat untuk mengobati sakit busung lapar dan kencing batu.
3.      Pengatur haid dan untuk keputihan : Rebus rimpang rumput teki, dan saring kemudian minum air rebusannya.
4.      Juga bisa sebagai obat penenang karena kandungan zat dalam rumput teki  ini bersifat penenang.
5.      Juga bisa digunakan untuk mempercepat pembekuan darah pada luka baru.


Beberapa contoh resep rumput teki sebagai obat.
1.      Kulit Biru Terbentur.
Caranya:
Rumput teki segar dicuci bersih kemudian digiling, selanjutnya ditempelkan pada bagian yang sakit.
2.            Radang Kuku.
Caranya:
Umbi rumput teki dan biji kenari ditumbuk hingga halus, kemudian bungkus dengan daun.
Panaskan, lalu tempelkan di kuku yang sakit, atau langsung dibalutkan.
3.             Nyeri Lambung.
Caranya:
Bahan: 30 gram umbi teki dan 15 gram lengkuas.
Caranya:
Bahan tersebut dikeringkan lalu digiling hingga menjadi bubuk.
Ambil 3 gram, seduh dengan air panas secukupnya lalu diminum selagi hangat.
Lakukan hal ini 2 kali sehari.
4.            Busung atau Bengkak.
Bahan: 10 gram rumput teki.
Caranya:
Bahan dicuci bersih dan digiling halus kemudian seduh dengan 150 cc air panas, saring, tambahkan madu lalu diminum airnya.
Lakukan 2 kali sehari.
5.            Haid Tidak Teratur.
Bahan: 10 gram rumput teki.
Caranya:
Rebus bahan dengan 400 cc air hingga tersisi 200 cc, saring dan minum airnya
6.            Keputihan.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 15 gram kulit delima kering.
Caranya:
Semua bahan direbus dengan 500 cc air hingga tersisi 200 cc, lalu saring dan airnya diminum.
7.            Memperlancar Buang Air.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 60 gram akar alang-alang.
Caranya:
Semua bahan direbus dengan 600 cc air hingga tersisi 300 cc, kemudian saring dan airnya diminum.
8.            Kencing Batu.
Bahan: 10 gram umbi rumput teki kering, 4 lembar daun alpukat, 30 gram keji beling dan gula aren secukupnya.
Caranya:
Rebus semua bahan dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc.
Saring dan minum airnya 2 kali sehari dengan setiap minum 150 cc

9.            Sakit Gigi.
Bahan: 6 gram umbi rumput teki.
Caranya:
Haluskan bahan, lalu seduh dengan 200 cc air panas, tambahkan madu, kemudian minum airnya.










BAB V
( KESIMPULAN DAN SARAN )
5.1     Kesimpulan
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya.
Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh..
Salah satunya adalah Rumput Teki selain dapat  digunakan Sebagai obat hebal rumput teki juga dapat di jadikan Sebagai Parfum dan makanan.





5.2     Saran
Dalam penggunaan yang benar, obat tradisional dapat bermanfaat bagi tubuh kita, memiliki efek samping yang kecil juga dapat menghemat isi kantong.

Oleh karena itu saya mengajak kita semua janganlah tergantung sama obat-obatan sintesis karena memili efek samping yang sangat besar bagi kita, tapi kita dapat memanfaatkan tanaman-tanaman yang ada di sekitar kita unutk mengobati beberapa penyakit. Marilah kita manfaat alam dan jaga alam untuk kita.











DAFTAR PUSTAKA
http//Kambing.ui.ac.ia/bebas/v2/artikel/tentang­_tanaman­_obat/depkes/buku1/1-099.pdf

http.//www.scrib.com/doc/4626930/makalah-tek-v2
           








 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar